Dialektika Dinamik Kebebasan dengan Keteraturan

Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil. (Penarasi Jogja Sumatera)
Positivitas dalam dialektika dikenal dalam pemikiran Karl Marx sekaligus merupakan pionir. Dialektika negatif sebagaimana dalam bentuk positif, konsep dari sang pionir tersebut kemudian pemikiran dikembangkan sedemikian kritis oleh tokoh-tokoh postmodern seperti Habermas hingga Erich Fromm dan kawan-kawan.
Namun sebenarnya, pembagian sifat dialektika berupa positivitas dan negativitas dalam disiplin tersebut bersifat dinamik. Bahkan internal pengkaji Filsafat sendiri mempertanyakan alasan dapat masuknya konsep manusia sempurna Erich From sebagaimana dalam klasifikasi tersebut. Belum lagi, Fromm yang populer dalam konsep Masyarakat Sehat banyak membahas tema-tema cinta dan kasih dalam bukunya tersebut.
Bukan kerancuan, namun sikap kritis tersebut di atas penerasi kemudian kembangkan dalam bentuk selanjutnya. Disebut Dinamik, sebagai bentuk dari dinamika suatu dialektika yang sesungguhnya dialektis. Dinamik adalah sifat sejati dari dialektika. Secara komplit, penerasi menyajikan komprehensifitasnya berupa apa yang disebut oleh para ilmuan dalam disiplin tersebut dengan term atau terminologi. Khususnya dalam kajian bahasa, penerapan dialektika tersebut sebagaimana disebut penerasi dengan Dinamik.
Dinamika antara kebebasan dan keteraturan yang menjadi term, agar dapat mudah dipahami, dalam penerapannya yaitu pada bahasa sebagai bentuk sederhana dan bahan diskursus khas posmodern. Kebebasan seringkali dipertentangkan dengan keteraturan adalah bentuk Dialektika Dinamik. Kebebasan bertentangan dengan aturan begitupun sebaliknya, sejatinya aturan menentang kebebasan.
Dikatakan bertentangan lantaran keduanya tidak akan dapat dipertemukan jika sulit berdialektika. Bentuk Dialektika positif begitu pun negatif bersifat distorsi terhadap masing-masing terminologi tersebut. Bahkan kedua bentuk tersebut menjadi berada pada muara tidak bermakna. Maka Dialektika Dinamik adalah paling mungkin membentuk hubungan antara term kebebasan dan keteraturan.
Sebagai contoh, seorang suami yang memiliki kecenderungan bebas sedang istri dalam keteraturan, atau bisa juga sebaliknya, dapat berdinamika dalam apa yang disebut rumah tangga sehingga terbentuk keluarga. Saling mengisi dan menutupi satu sama lain. Begitu pun dalam hubungan-hubungan lain seperti saudara, tetangga.
Dialektika mungkin secara istilah sulit ditemukan dalam literatur keilmuan apa pun selain Filsafat. Namun sudut pandang yang menghasilkan pemikiran Dialektika Dinamik ini dapat menjadi suatu penerang dalam menghadapi atau menjalani kehidupan terutama dalam konteks hidup bersama sesama manusia khususnya di zaman sekarang saat peradaban kian kencang seiring kebiadan yang tidak mau ketinggalan!(**)
