Lamongan Kembali Bergejolak! Proyek Dana Desa Mragel Diduga Sarat Aroma Busuk, Anggaran Puluhan Juta Hanya untuk TPT Misterius

Lamongan || TopBeritaNusantara.com –

Bau busuk dugaan penyalahgunaan dana desa kembali menyeruak, kali ini mencuat dari Desa Mragel, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan. Sebuah papan informasi proyek yang dipasang di area terbuka menampilkan kegiatan pembangunan TPT (Tembok Penahan Tanah) dengan dana fantastis mencapai Rp 85.000.000, namun justru memunculkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

Dalam papan proyek tersebut tertulis jelas: Pembangunan TPT dengan volume 229 x 0,50 x 0,30 meter. Sumber dana berasal dari Dana Desa tahun 2025, dengan pelaksana Tim PKA Dana Desa Mragel. Namun, fakta di lapangan menimbulkan tanda tanya besar—apakah proyek ini benar-benar wujud nyata atau hanya sekadar akal-akalan untuk menguras uang rakyat?

Pasalnya, lokasi yang ditunjuk sebagai titik pembangunan terlihat mencurigakan. Di sekitar area proyek hanya tampak hamparan lahan kosong dan tanaman liar yang nyaris tak beraturan. Pekerjaan yang seharusnya tampak monumental dengan anggaran puluhan juta rupiah, justru terlihat seperti proyek kecil-kecilan yang dikerjakan asal-asalan.

LSM GEMPAR yang mengawal proyek ini menyebut, angka Rp 85 juta untuk sekadar TPT dengan ukuran tersebut sangat tidak masuk akal. Jika dihitung dengan standar harga bahan bangunan normal, biaya seharusnya tidak akan membengkak sedrastis itu. “Ini jelas ada dugaan markup gila-gilaan. Rakyat dipermainkan dengan cara yang sangat sadis, uang mereka dirampas lewat proyek yang diduga hanya kamuflase,” tegas salah satu aktivis.

Lebih parah lagi, papan proyek tersebut justru terkesan hanya dipasang untuk memenuhi formalitas. Tak ada keterangan detail mengenai siapa kontraktor atau tenaga kerja pelaksana. Semua hanya ditulis “TIM PKA DANA DESA” tanpa rincian. Transparansi yang seharusnya menjadi kewajiban malah diabaikan dengan sangat brutal.

Baca Juga :  Diduga dibackingi Oknum Kepala Desa, Perjudian di wilayah Hukum Trowulan Patut ditindak Tegas

Masyarakat Desa Mragel sendiri mulai resah. Mereka menilai, jika praktik semacam ini dibiarkan, maka Dana Desa yang seharusnya dipakai untuk kesejahteraan rakyat justru berubah menjadi “ATM pribadi” oknum-oknum aparat desa yang rakus dan tak bermoral.

“Ini sama saja menjerat rakyat dengan jerat besi yang tak kasat mata. Rakyat ditipu, uang habis, sementara hasil pembangunan tidak pernah benar-benar terasa,” ujar warga yang enggan disebutkan namanya.

Ironis, di tengah himpitan ekonomi pasca pandemi dan harga kebutuhan pokok yang terus meroket, rakyat justru dipaksa menelan pil pahit berupa proyek pembangunan yang sarat rekayasa. Dana Desa yang digelontorkan pemerintah pusat sejatinya adalah darah dan keringat rakyat, tapi di Desa Mragel justru terancam berubah menjadi kuburan keadilan dan monumen kebohongan.

Kasus ini menjadi sinyal keras bahwa pengawasan penggunaan Dana Desa di Lamongan masih lemah, rapuh, bahkan seolah dibiarkan. Jika aparat penegak hukum tak segera turun tangan, bukan tidak mungkin Desa Mragel hanya akan menjadi satu dari sekian banyak desa yang mengalami pembantaian anggaran secara masif dan sistematis.

Leave a Reply