Program PTSL di Salah satu Kecamatan Lamongan diduga menjadi ajang Banca’an, Ketua DPP Gempar Angkat Bicara

Lamongan || Top Berita Nusantara.com

Tujuan Pemerintah Pusat memberikan Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah guna membantu masyarakat dalam hal status Tanah agar mempunyai kekuatan hukum, namun di Desa Tambakploso, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan diduga dibuat ajang banca’an oleh sebagian kelompok.

Dengan berlindung pada sebuah Musyawarah Kelompok Masyarakat diduga mematok biaya kepengurusan sebesar Rp 850.000, besarnya biaya tersebut diduga telah menyiksa sebagian warga yang kurang mampu. Meskipun dengan keadaan tersebut, ketua kelompok Masyarakat tetap saja memberlakukan biaya kepengurusan sesuai dengan ketetapan. hal tersebut jauh melampaui ketentuan SKB 3 Menteri yang sudah melalui kajian di beberapa aspek, dalam aturan tersebut di jelaskan bahwasannya pada program PTSL untuk wilayah Jawa dan Bali sebesar Rp.150.000,00 (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah).

Mahalnya biaya PTSL di Desa Tambakploso, Turi, Lamongan tersebut sangat dikeluhkan banyak warga yang ikut dalam program tersebut, sebut saja inisial UM (60) warga Dusun Ploso, saat dilakukan konfirmasi singkat atas biaya PTSL, dirinya ( UM red) mengatakan bahwa biaya PTSL di Desa Tambak Ploso Kecamatan Turi di kenakan biaya Rp.850.000,00

“Kalau dikatakan keberatan jelas keberatan pak, Biaya PTSL sebesar Rp 850.000 tersebut sangat sangat menyiksa sebetulnya, cuman saya takut kalau mengkritik terlalu pedas nanti saya dikucilkan diDesa. Ucapnya Jumat 09/05/2025.

Lanjut di katakan oleh UM memang sebelumnya sudah ada musdes pak, akan tetapi yang menjadi pertanyaan saya itu apakah musdesnya Seluruh Masyarakat Tambak ploso ? , musdes tersebut yang diundang masyarakat tersebut yang pro terhadap Kades dan Ketua Kelompok Masyarakat, seharusnya musdes yang bener dari seluruh elemen yang hadir diambil suara terbanyak atas biaya PTSL tersebut” terang UM.

Baca Juga :  Miras....! Gadis Belia Berumur 15 Tahun Menjadi Korban Pemerkosaan.

Mendapati hal demikian Dedenggot Ketua Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Swadaya Masyarakat Generasi Muda Peduli Aspirasi Masyarakat atau biasa disebut DPP LSM GEMPAR mendatangi Kantor Balai Desa guna mengkonfirmasi terkait adanya program PTSL yang biayanya mencekik warga masyarakat, Keberadaan Ketua DPP LSM Gempar yang digawangi oleh Sulistiyanto diBalai Desa disambut oleh sebagian Perangkat Desa, namun ketika dirinya ( Sulistiyanto, red) menanyakan keberadaan Kepala Desa beserta Ketua pokmas, salah satu dari perangkat Desa tersebut mengatakan bahwa Kepala Desa dan Ketua Pokmas sedang tidak ada ditempat.

“Maaf pak, bapak kepala Desa dan ketua panitia program PTSL sedang ada kegiatan di luar pak.” Ucap salah satu perangkat Desa.

Saat di konfirmasi terkait keberadaan kegiatan Kepala Desa tersebut, perangkat Desa tidak bisa menerangkan tentang posisi Kepala Desa dimana, namun saat bang Tyo ( nama panggilan sehari hari Ketua LSM Gempar,red ) menanyakan tentang keberadaan Ketua Pokmas, perangkat Desa yang berinisial DDK tersebut mengatakan jika Ketua PTSL lagi menanam padi dan seyogyanya datang langsung ke rumah yang bersangkutan.

“saya tidak tahu pak kalau soal keberadaan Kepala Desa namun kalau soal Ketua Pokmas, lebih baik sampean datang langsung ke rumahnya karena beliaunya lagi Nanam Padi di sawah” ucap Kasun DDK yang baru 1 Tahun menjabat sebagai Kepala Dusun tersebut.

Saat mengunjungi Rumah Ketua Pokmas ( Bambang,red ) Pentolan LSM Gempar mengatakan bahwa Ketua Pokmas diduga kuat Lari dari Kejaran wartawan yang akan melakukan konfirmasi terkait program PTSL. Alasan Bang Tyo mengatakan Jika bambang diduga kuat Lari menghindari kejaran wartawan yang melakukan Konfirmasi kepada dirinya ( bambang, red) karena berbagai pertimbangkan, yang diantaranya : kunjungan tiba di Rumah Bambang diawali usai sholat jum’at namun beberapa awak media dan LSM ditemui oleh istrinya karena bambang posisinya lagi nanam padu disawah, pertimbangan yang ke dua jika memang benar bambang berada di sawah, sudah tentu dirinya akan pulang untuk Istirahat dan makan siang ataupun pulang untuk menunaikan Sholat Jum’at,

Baca Juga :  Perjudian Besar 303 Sabung Ayam Di Desa Singowangi Kecamatan Kutorejo Meresahkan;Warga Mendesak Kepolisian Bersama TNI Ambil Sikap Tegas

“Bambang ini jelas menghindar, masak hari Jum’at yang pada umumnya umat Islam menunaikan sholat Jum’at, bambang malah berada di sawah untuk nanam Padi, apakah di siang hari dirinya tidak istirahat hanya sekedar untuk makan, paling tidak “ terang bang Tyo

Dari pertimbangan dan guna mencapai berita yang berimbang Ketua LSM Gempar Bersama awak media lainya bersepakat untuk menunggu di ujung jalan sambil menikmati secangkir kopi, namun belum habis kopi yang suguhkan oleh pemilik warung, mendadak datang beberapa pemuda dengan kondisi seperti orang habis menikmati minuman keras, salah satu dari mereka mengatakan bahwa ada berapa orang dimobil sambil membawa sebilah celurit. Mengetahui kondisi yang tidak kondusif, Ketua DPP LSM Gempar dan Rekan wartawan memutuskan untuk menghindari keributan dan kembali pulang.

Sebagai Ketua DPP LSM Gempar bang Tyo akan berusaha untuk melakukan pengaduan Masyarakat terkait Program PTSL yang ada di Desa Tambak Ploso Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan, bang tyo juga menambahkan bahwa dirinya akan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam masalah yang ada di Desa Tambak Ploso.

“dalam waktu dekat saya akan kirim surat Pengaduan Masyarakat terkait program PTSL yang ada di Desa Tambak Ploso Kecamatan Turi, dan saya akan berkoordinasi dengan pihak pihak terkait dalam Masalah Pemuda yang diduga mabul dengan membawa sebilah celurit ataupun masalah yang lainya karena sejatinya banyak masalah yang ada di desa Desa yang butuh kontrol sosial seperti kita – kita “ tutup bang Tyo dalam wawancara singkatnya bersama Redaksi Media Online ini

Leave a Reply